ﺍﻟﺩﻋﺎﺀﻟﻨﻬﻀﺔﺍﻠﻌﻠﻤﺎﺀ


ﻣﺟﻟﺱﻭﺍﻜﻳﻝﭽﺎﺑﺎڠﻨﻬﻀﺔﺍﻠﻌﻠﻤﺎﺀﻜﭽﺎﻣﺎﺗﺎﻥﺗﻟﻭﻙﺑﺎﺗﺎڠ

ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
ﻴﺎﺼﺎﺤﺒﻰﻋﻨﺪﻜﻞﺸﺪﺓ ﻮﻴﺎﻏﻴﺎﺜﻰﻋﻨﺪﻜﻞﻜﺮﺒﺔ ﺼﻞﻋﻠﻰﻤﺤﻤﺪﻮﻋﻠﻰﺁﻞﻤﺤﻤﺪ
ﻮﺍﺠﻌﻞﻠﻨﺎﻤﻦﺃﻤﺮﻨﻬﻀﺔﺍﻠﻌﻠﻤﺎﺀﻔﺮﺠﺎﻤﺨﺮﺠﺎ

ﺃﻠﻠﻬﻢإنى أﺳﺄﻟﻙﺒﻼﺇﻠﻪﺇﻻأﻧﺖﺭﺐﺍﻟﺳﻣﻭﺍﺖﺍﻠﺳﺑﻊﻭﺭﺐﺍﻠﻌﺭﺶﺍﻟﻌﻆﻳﻡ
ﻭأﺳﺄﻠﻙﺑﻼﺇﻟﻪﺇﻻأﻧﺖﺭﺐﺍﻟﺳﻣﻭﺍﺖﺍﻠﺳﺑﻊﻭﺭﺐﺍﻠﻌﺭﺶﺍﻟﻛﺭﻳﻡ
ﻭأﺳﺄﻠﻙﺑﻼﺇﻟﻪﺇﻻأﻧﺖﺭﺐﺍﻟﺳﻣﻭﺍﺖﺍﻠﺳﺑﻊﻭﺍﻷﺭﺿﻳﻥﺍﻠﺳﺑﻊﻭﻣﺎﻓﻳﻬﻥﺇﻧﻙ
ﻋﻟﻰﻛﻞﺷﻳﺊﻗﺩﻳﺭ ﺃﻥﺘﺟﻌﻝﺟﻣﻌﻳّﺘﻧﺎﻧﻬﺿﺔﺍﻟﻌﻟﻣﺎﺀﻏﺎﻟﺑﺔﻋﻟﻰﻏﻳﺭﻫﺎ
ﻓﻰﺃﻱﺣﺎﻝﻭﺃﻱﻭﻗﺕ"۳ﻣﺭﺍﺕ"

ﻳﺎﺃﺭﺣﻡﺍﻟﺭﺍﺣﻣﻳﻥ"۳ﻣﺭﺍﺕ"
ﺃﻠﻠﻬﻢإنى أﺳﺄﻟﻙﻭﺃﺗﻭﺟﻪﺇﻟﻳﻙﺑﻧﺑﻳﻙﻣﺣﻣﺩﺻﻟﻰﺍﷲﻋﻟﻳﻪﻭﺳﻟﻡﻧﺑﻰّﺍﻟﺭﺣﻣﺔ
ﻳﺎﺳﻳﺩﻧﺎﻳﺎﻣﺣﻣﺩإنىﺃﺗﻭﺟﻪﺑﻙﺇﻟﻰﺭﺑﻰﻓﻰﺣﺎﺟﺗﻰﻟﺗﻗﺿﻰ. ﺃﻠﻠﻬﻢﺷﻓﻌﻪ ﻓﻲّ
ﻭﻓﻰﻏﻟﺑﺔﺟﻣﻌﻳّﺘﻧﺎﻧﻬﺿﺔﺍﻟﻌﻟﻣﺎﺀﻋﻟﻰﻏﻳﺭﻫﺎ ﻓﻰﺃﻱﺣﺎﻝﻭﺃﻱﻭﻗﺕ"۳ﻣﺭﺍﺕ"

ﻣﻭﻻﻱﺻﻝﻭﺳﻟﻡﺩﺍﺋﻣﺎﺃﺑﺩﺍ ۞ ﻋﻟﻰﺣﺑﻳﺑﻙﺧﻳﺭﺍﻟﺧﻟﻕﻛﻟﻬﻡ
ﻫﻭﺍﻟﺣﺑﻳﺏﺍﻟﺫﻯﺗﺭﺟﻰﺷﻔﺎﻋﺗﻪ ۞ ﻟﻛﻝﻫﻭﻝﻣﻥﺍﻷﻫﻭﺍﻝﻣﻘﺗﺣﻡ
ﻳﺎﺭﺏﺑﺎﺍﻟﻣﺻﻃﻔﻰﺑﻟﻎﻣﻘﺎﺻﺩﻧﺎ ۞ ﻭﺍﻏﻔﺭﻟﻧﺎﻣﺎﻣﺿﻰﻳﺎﻭﺍﺳﻊﺍﻟﻛﺭﻡ
Selengkapnya...

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Editor : MWC-NU Kec. Teluk Batang


الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِْعمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَانَا الله ُ ، أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيُ خَصَّنَا بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ وَأَكْرَمَنَا بِخَيْرِ نَبِىٍّ أُرْسِلَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النٍّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنِ شَرْعٍ دِيْنِ اْلإسْلاَمِ ، أليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإسْلَمَ دِيْنًا ، وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ, أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الطَّاهِرِيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ,
أمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ,


Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tadzakkur dan tafakkur, mengingat segala apa yang kita amalkan selama ini dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam arti kita berusaha melaksanakan segala usaha yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Marilah kita tinggalkan sejenak tugas-tugas kita, untuk masuk kedalam masjid melaksanakan sholat Jumat, untuk dzikrullah, ingat kepada Allah SWT.

Semoga dengan demikian kita termasuk golongan orang-orang yang tidak lalai ingat kepada Allah, walaupun kita disibukkan dengan aktivitas. Semoga kita semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba Allah yang muttaqin dan husnul khatimah. Amin.
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Di bulan Rabi’ul Awwal atau yang lebih dikenal dengan bulan maulid atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12 rabi’ul awwal, biasanya kaum muslimin merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, baik dirumah dengan mengundang tetangga dan handai taulan. Atau diadakan oleh lembaga, masjid, organisasi, masyarakat kampung dengan bentuk pengajian umum dan ceramah, ada juga dengan bakti sosial, khitanan masal, Musabaqah, dan bentuk amal-amal sholeh yang lain.

Yang menjadi pertanyaan, pernakah nabi Muhammad merayakan peringatan maulidnya? Dan sejak kapankah diadakan dan untuk apa? Lalu bagaimana hukumnya mengadakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW?

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Jika menelusuri sejarah, ternyata Nabi Muhammad SAW belum pernah merayakan hari ulang tahunnya dengan upacara dan acara. Rasulullah memperingati kelahirannya dengan berpusa. Suatu ketika Nabi Muhammad SAW ditanya: ”Wahai rasul, mengapa engkau berpuasa hari Senin?” Rasul menjawab: “Pada hari Senin itu aku dilahirkan.”

Dengan demikian Nabi Muhammad memperingati hari kelahirannya dengan puasa yang kemudian di masyarakat kita dikenal dengan puasa weton (puasa kelahiran). Namun sejarah tidak pernah mencatat Rasulullah merayakan maulid dengan mengundang orang lain untuk bacaan shalawat, untuk bacaan berberzanjian, dibaan dan pengajian umum.

Nah, apakah kalau Nabi Muhammad SAW dan sahabat tidak pernah mengadakan peringatan maulid, ini berarti peringatan maulid yang sudah menjadi tradisi di masyarakat termasuk mengada-ngada, dan apakah termasuk bid’ah?

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Mari kita mengkaji hukum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang berjudul Husnul Maqasid fil Amal al-Mawalid. Beliau menjelaskan bahwa di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin memang belum pernah diadakan peringatan dalam bentuk upacara, shalawatan dan pengajian tentang maulid Nabi, sehingga ada sebagian kaum muslimin yang tidak mau memperingati kelahiran dengan bentuk upacara tersebut.

Jadi, kapan peringatan kelahiran Nabi ini mulai dilaksanakan? Sejarah menyebutkan bahwa sejak Islam berjaya dengan menaklukan romawi, Persia bahkan Eropa, banyaklah orang-orang memeluk agama Islam, termasuk orang-orang dari Eropa. Hal ini menimbulkan dendam, dan akhirnya mereka membalas dengan menjajah Timur Tengah. Maka berkobarlah perang yang dikenal dengan perang salib. Tentara musuh membunuh kaum muslimin, merampas kekayaan, dijauhkan dari Islamnya, dijauhkan dari Nabinya, dijauhkan dari sejarah kejayaan Islam. Yang ditampilkan oleh penjajah di hadapan kaum muslimin adalah tokoh-tokoh non muslim, tokoh-tokoh fiktif sehingga rusaklah moral anak-anak muda islam, hancurlah kejayaan kaum muslimin, hilang keteladanan, hingga tidak kenal kehebatan Islam.

Melihat kondisi umat yang terpuruk dan semakin jauh dari Islam, serta tidak punya semangat memperjuangkan agamanya, para ulama’ dan tokoh Islam mencari solusi bagaimana membangkitkan keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri dari cengkraman tentara salib.

Di antaranya seorang raja yaitu Al-Malik Mudhaffaruddin (Raja Himsiyyah), beliau mengundang para ulama’ dan masayikh ke istana untuk bermusyawarah, bagaimana membangkitkan semangat umat Islam, membebaskan diri dari penjajah, serta menanamkan kecintaan anak muda dan muslimin kepada Rasulullah, sehingga mau menteladani beliau.

Dari musyawarah ulama tersebut akhirnya ada yang mengusulkan agar diadakan peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam, diantaranya dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dikampanyekan dengan besar-besaran, mengundang para penyair agar menulis syair pujian kepada Nabi, serta para ulama dan mubaligh yang bertugas menceritakan sejarah Nabi.

Al-Malik Mudhaffaruddin menanggapi usulan ini dengan antusias. Tetapi ada yang tidak setuju, dengan alasan kerena peringatan seperti itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi, dan itu berarti itu bid’ah.

Menanangapi ketidak setujuan mereka, akhirnya dijawab oleh ulama’ yang hadir, bahwa tidak semua bid’ah itu sesat. Menurut Imam al-Iz Abdussalam, Ibnu Atsar menjelaskan bahwa ada bid’ah dholalah dan bid’ah hasanah. Bid’ah dholalah (sesat) adalah bid’ah yang tidak ada dasar hukummnya dan tidak ada perintah sama sekali dari syariat, sedangkan bid’ah hasanah adalah suatu amalan yang dasar perintahnya sudah ada dari Rasulullah, namun teknis pelaksanaannya tidak diatur langsung dan itu bukan temasuk ibadah mahdah muqayyadah (ibadah murni yang telah ditentukan tata caranya).
Akhirnya para ulama yang hadir bersama Al-Malik Mudhaffaruddin dalam pertemuan itu memutuskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad itu boleh. Kemudian Al-Malik Mudhafar sendiri langsung menyumbang 100 ekor unta dan sekian ton gandum untuk mengadakan peringatan maulid Nabi muhammad SAW. Setiap daerah diundang, para penyair diundang untuk membuat syair pujian dan shalawat kepada Nabi muhammad. Kitab-kitab Syair yang tersisa hingga sekarang di antaranya yang dikarang oleh Syeikh Abu Ja’far al-Barzanji dan Syeikh Addiba’i.

Ternyata dengan diadakannya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sangat efektif untuk menyadarkan kaum Muslimin untuk cinta kepada Rasul, sehingga seorang pemuda bernama Shalahudin Al-ayyubi menggalang anak-anak muda, dilatih fisiknya, disadarkan untuk cinta kepada Rasulloh, diajak membebaskan diri dari penjajahan tentara salib. Akhirnya, laskar Islam bersama panglima Shalahudin al-Ayyubi, bisa memenangkan perang salib pada tahun 580 H. Sejak tahun itulah peringatan Maulid Nabi SAW diadakan oleh negara muslim lainnya.



Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Seperti telah disinggung diatas, bahwa ibadah itu ada dua macam.
Pertama, Ibadah mahdah muqayyadah. Yaitu ibadah murni yang tata caranya terikat dan tidak boleh diubah, karena perintah dan teknis pelaksanaannya telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah, seperti shalat, puasa dan haji yang harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul.
Kedua, ibadah muthalaqah ghoiru muqayyadah. Yaitu ibadah mutlaq yang tata caranya tidak terikat, perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannya terserah masing-masing orang. Seperti berdzikir, perintahnya sudah ada namun tata cara melakukannya tidak ditentukan sebagaiman firman Allah:
فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ

Yang artinya: ”Berdzikirlah kalian baik dalam keadaan berdiri duduk, dan berbaring." (QS an-Nisa)

Berdzikir merupakan perintahnya, sedangakan caranya terserah kita, duduk, berdiri, berbaring, dirumah, dimasjid, sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras tidak ada batasan-batasan, tergantung kepada situasi dan kondisi asal tidak melanggar ketentuan syariat.

Membaca shalawat juga diperintahkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

Yang Artinya: ”Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab56).

Perintah untuk membaca shalawat ada, sedangkan teknisnya terserah kita. Boleh sholawat yang panjang, pendek, prosa, maupun syair, yang penting bershalawat kepada rasullullah. Termasuk juga berdakwah, Allah memerintahkan melalui firmannya dalam Al-Qur’an:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

Yang artinya: ”Serulah (manausia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS an-Nahl 125)

Kita diperintah oleh Alloh untuk Berdakwah ke jalan Allah dengan cara hikmah dan mauidzah hasanah atau wejangan yang baik. Perintahnya sudah jelas namun tata cara pelaksanaannnya tidak ditentukan, kita boleh melaksanakannya dalam bentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, ataupun media Televisi, radio, koran, majalah,diskusi, maupun seminar. Semuanya dipersilakan, yang penting momentum dan misinya adalah dakwah dan tidak keluar dari aturan syari’at.
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian umum, ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti sosial, musabaqah, khitanan massal dan lain-lain itu merupakan ibadah mutlaqah ghairu muqayadah atau ibadah yang mutlaq dan tidak terikat tata caranya dimana perintahnya ada sedangakan cara pelaksanaannya tidak ditentukan.

Maka dengan demikian mengadakan peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shlawat, pengajian umum dan perbuatan yang baik bukan termasuk bid’ah dlalalah, tapi tapi merupakan amrum muhtasan, yaitu “sesuatu yang dianggap baik” dan kalau dilakukan secara ikhlas karena Allah maka akan mendapatka pahala dari Allah SWT.

Demikian juga Sayyid Alwi Al-Maliki al-Hasani, ulama’ Ahlissunnah wal Jama’ah di Makkatil Mukarramah menjelaskan dalam kitab Mukhtashar Sirah Nabawiayah: “Bahwa memperingati Maulid Nabi bukan bid’ah dlalalah, tapi merupakan sesuatu yang baik”.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Mudah-mudahan dengan peringatan Maulid Nabi, hati kita semakin cinta kepada Rasulullah SAW. Dengan cinta kepada Rasulullah kita akan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dan kita termasuk orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda beliau yang artinya: “Orang-orang yang telah menghidupkan sunnahku maka dia berarti cinta kepadaku, dan orang-orang yang cinta padaku nanti akan bersamaku disurga.”

Semoga kita dikumpulkan bersama Rasulullah SAW disurga nanti. Amiin, ya rabbal alamin.
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَی النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Selengkapnya...

    Menu

    BUKA | TUTUP

    NU Kayong Utara

    Chat


    ShoutMix chat widget

    Download Kitab

    Ebook Islam

    Kitab Klasik